Mengawal Inclusive Business di Kawasan, Kementerian Koperasi dan UKM Berpartisipasi Aktif pada The First Session of the Committee on Trade, Investment, Enterprise and Business Innovation (CTIEBI-1) UN ESCAP
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) telah menyelenggarakan Pertemuan The First Session of the Committee on Trade, Investment, Enterprise and Business Innovation (CTIEBI-1) UN ESCAP, 22-24 Februari 2023 di Bangkok, Thailand. Pertemuan CTIEBI-1 dihadiri oleh 32 perwakilan negara-negara anggota baik secara virtual dan fisik (hybrid). Delegasi RI yang menghadiri pertemuan ini secara fisik antara lain perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM c.q. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan, serta perwakilan Bagian Kerja Sama; Kementerian Perdagangan, Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian PPN/BAPPENAS, dan KBRI Bangkok.
Pertemuan dibuka dengan pidato pembukaan oleh Ibu Armida Salsiah Alisjahbana, Executive Secretary and Under-Secretary General ESCAP; Mr. Tipu Munshi, Minister of Commerce of Bangladesh; Prof. Chhem Keith Rethy, Minister Delegate attached to Prime Minister and Secretary of State, Ministry of Industry, Science, Technology & Innovation of Cambodia; Bapak Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia; dan Mr. Deepak Bagla CEO of Invest India.
Pertemuan CTIEBI-1 mengangkat 5 (lima) agenda pembahasan, yaitu:
(a) Strengthening regional integration and com petitiveness through sustainable and inclusive trade;
(b) Advancing partnerships with the public and private sectors to accelerate the implementation of the Sustainable Development Goals and the Paris Agreement on climate change;
(c) Mobilizing investment for sustainable development;
(d) Enabling business innovation for inclusive and sustainable development; dan
(e) Promoting regional cooperation in innovation and technologies for achieving sustainable development.
“Membentuk Public-Private Partnership (PPP) diperlukan. Selain kebijakan pemerintah, sektor swasta memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan ekonomi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh. Inovasi menjadi keniscayaan untuk pengembangan bisnis di semua sektor yang dapat berkontribusi dalam rantai nilai global. Dalam hal ini, model bisnis inovatif seperti inclusive business dapat menjadi solusinya”, tegas Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga pada agenda Enabling business innovation for inclusive and sustainable development.
Selain itu, Indonesia c.q. Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong dukungan UN ESCAP yang berkelanjutan berkaitan dengan pengembangan usaha dan peningkatan inovasi bisnis yang inklusif khususnya berupa technical assistant dan capacity building melalui program coaching dan mentoring dalam rangka meningkatkan kapasitas dan daya saing.
Pada penyelenggaraan CTIEBI-1 juga berlangsung beberapa side events yang diselenggarakan tanggal 22 Februari 2023, salah satunya Expert Group Meeting (EGM): Promoting Inclusive Business across Asia and the Pacific. EGM menegaskan bahwa saat ini setiap negara perlu gotong royong bekerja sama dalam mendorong inclusive business di Kawasan. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan antara lain:
1) pentingnya pelatihan IB Accreditation bagi pemangku sektor kebijakan,
2) pentingnya membuat investment pool dan coaches pool,
3) mendukung pengukuran dan manajemen dampak secara regional,
4) perlunya kredit klaster dalam mendukung pembiayaan dan investasi IB, serta
5) mempromosikan broker/aggregator yang mendukung UKM untuk terintegrasi ke dalam rantai nilai.
Di sela-sela pertemuan CTIEBI-1, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Koperasi dan UKM beserta Delegasi RI melakukan pertemuan dengan Sekretaris Eksekutif UNESCAP, Ibu Armida A. Alisjahbana untuk membahas isu dan dukungan kerja sama UN ESCAP terkait pengembangan bisnis inklusif, khususnya selama Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Dalam pertemuan tersebut, UN ESCAP menyampaikan dukungannya dalam penyelenggaraan The 6th ASEAN Inclusive Business Summit (IB Summit) pada 23-25 Agustus 2023 di Bali. IB Summit tersebut mengagendakan Pertemuan Menteri yang menangani UKM di ASEAN (Ministerial Meeting); dialog multi-stakeholder yang berupa Round Table Discussion; Pembukaan dan Gala Dinner; Showcasing dan Exhibition; dan Site Visit.
“Kementerian Koperasi dan UKM memiliki komitmen yang kuat dalam rangka mewujudkan IB Summit yang bersifat tangible benefit, serta memiliki output dan outcome yang konkret dan berkelanjutan di Kawasan”, tegas Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga.
Beberapa rekomendasi pertemuan CTEIBI-1, antara lain:
(a) melanjutkan kegiatan riset analisis dan pengembangan kapasitas bidang perdagangan digital, climate-smart trade, dan ketahanan perdagangan di masa krisis;
(b) meningkatkan kerja sama perdagangan nir kertas (paperless trade);
(c) meningkatkan engagement dengan dunia usaha;
(d) mendukung implementasi SDGs 2030 dan memberikan bantuan teknis untuk peningkatan investasi berdampak (impact investing); dan
(e) mendorong peningkatan inovasi bisnis; dan (f) memberikan dukungan untuk pengembangan inovasi serta komersialisasi teknologi.
Berbicara inclusive business adalah berbicara bagaimana sebuah usaha dapat memiliki kesadaran untuk memiliki dampak nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
“Saat ini, selain menjadi solusi, konsep inclusive business telah menjadi urgensi, khususnya untuk mewujudkan terjadinya rantai nilai dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga…****)